murniramli

Gerbong khusus wanita

In Serba-Serbi Jepang on November 1, 2007 at 8:02 am

Seperti biasa jika ada tugas mengajar di Toyota, dan pulang larut malam, saya selalu merasa risih karena hanya saya dan beberapa gelintir perempuan berdiri menunggu kereta di antara ratusan pria yang sama-sama menunggu.  Saya bahkan paling menyolok dengan pakaian yang saya pakai.  Masuk ke dalam kereta, sama saja dengan di Indonesia-tak ada pengecualian, pria dan wanita masuk berdesakan, dan kejadian pelecehan bisa dengan mudah terjadi.

Ini salah satu alasan kenapa saya paling suka menggunakan tas ransel jika berkereta dan berdiri menempel di pintu.  Ransel akan memberi jarak antara saya dan orang di belakang saya.  Tapi tentu saja, kalau tak lagi mabuk, para pria itu tak akan nekat melakukan tindakan amoral.

Beberapa waktu yang lalu dilaporkan di TV tentang seorang pejabat yang dituduh melakukan pelecehan sexual di kereta terhadap seorang wanita pekerja, juga perbuatan amoral bapak-bapak terhadap siswi SMA yang berpakaian seragam mini. Rok anak2 SMA memang sangat kependekan.

Terlepas dari itu, memang wanita harus menghadapi resiko buruk ketika dia keluar dari kelompoknya (sama-sama wanita), dan sebagai makhluk yang diamanahkan penjagaannya oleh Allah kepada para pria, seyogyanya kaum adam menjaganya dengan baik. Tapi lagu “wanita dijajah pria sejak dulu” , tampaknya menjadi pemahaman umum, sehingga “menjaga wanita adalah tugas wanita itu sendiri”, itu yang lebih diterima saat ini.

Di Nagoya, perusahaan kereta Meitetsu, telah mulai sejak lama upaya menghindari pelecehan terhadap wanita melalui gerbong-gerbong khusus wanita di salah satu line kereta bawah tanahnya.  gerbong khusus ini berlaku dari jam 6 pagi hingga jam 9 pagi, saat wanita-wanita pekerja yang angkanya meningkat tajam belakangan ini berangkat bekerja.  Pada rush hours seperti itu, kasus pelecehan memang bisa saja terjadi.

Tetapi menurut saya, pelecehan justru banyak terjadi di sore dan malam hari pada jam-jam pulang kantor, karena kebanyakan orang Jepang tak langsung pulang ke rumah, tapi mampir minum-minum dulu, dan kalau mereka mabuk maka tindakan pelecehan pun sangat sangat mungkin terjadi.  Jadi, gerbong khusus wanita sebaiknya disediakan pula di rush hours sore dan malam hari.  Atau mungkin seperti di Arab, ada bis khusus wanita 😀

  1. saat shalat pun wanita punya tempat tersendiri…
    dipisah dari laki2 dan ditempatkan di bagian belakang

    salam,
    (^_^)

    murni : wah, lama tak nongol, bagaimana kabarnya ? 😀

  2. Kon Nichiwa,

    Juwita Malam… Siapakah Gerangan Puan… , Juwita Malam dari Bulankah Puan…, kereta senja hampirlah tiba, di Jatinegara kita kan berpisah…berilah nama…alamat serta…esok lusa boleh kita jumpa pula…

    Tuan dan Puan memang berbeda….

    Salam kenal

    murni : salam kenal juga, Pak

  3. Hehehe… pindah aja ke Tsukuba, Mbak. Sejak kemunculannya, TX sudah punya satu gerbong khusus wanita, baik untuk pagi (kereta pertama sampai jam 9) maupun malam hari (dari jam 6 sore sampai kereta terakhir).

    murni :sayang tsukuba ga rame kayak nagoya, Lyn 🙂
    Gimana kabarnya ?

  4. alhamdulillah,
    kabar saya baik (^_^)

  5. Ya, alhamdulillah,
    kabar saya baik…

    Tsukuba rame kok, Mbak… klo matsuri… hihihi…

Tinggalkan Balasan ke axireaxi Batalkan balasan