murniramli

Kartu lebaran dan anak-anak Bhinneka

In SD di Jepang, Serba-Serbi Jepang on September 28, 2008 at 3:58 am

Kemarin kegiatan di Sekolah Bhinneka adalah membuat kartu lebaran yang akan dikirim untuk handai taulan di Indonesia.

Anak-anak kelas 1 mungkin belum paham betul dengan apa tujuan mengirim kartu, tetapi mereka kelihatannya menikmati sekali membuatnya. Anak-anak kelas 4 dan 5 sepertinya sudah tahu, tetapi mereka barangkali belum pernah membuat kartu sendiri.

Selama bulan ramdhan, kegiatan sekolah kami berlangsung seperti biasa, satu setengah jam pada hari Sabtu. Ditambah pelajaran tambahan yaitu membaca IQRO/Al-Quran, kultum untuk anak, dan buka puasa bersama.

Acara yang terakhir cukup merepotkan orang tua mestinya, tetapi berbagi adalah hal yang paling membahagiakan di bulan ramadhan. Dan senangnya karena setiap Sabtu ada saja yang berulang tahun atau mengundur dan memajukan hari ultahnya agar dapat membawa kue tart ke sekolah 😀

Mengajari anak membuat kartu lebaran adalah pelajaran yang bisa memadukan semua mata pelajaran SD. Utamanya Bahasa Indonesia, matematika dan moral. Dengan memperkenalkan cara-cara menulis ucapan selamat, mereka sudah belajar berbahasa yang agak baik. Mengukur, memotong kartu mereka sudah belajar matematika sekaligus. Mengirimkan kartu sekaligus mengajari mereka sikap menghargai dan menjalin silaturahmi.

Semoga bermanfaat apa yang kau pelajari kemarin, Nak !

  1. betul…betul… itu mbak… bagus sekali bahkan ide cerdas wal cemerlang, [sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui] ; melakukan pembuktian teori menjadi wahana praktek dengan asas patokan :
    momentum tepat, murah harga, karya bermanfaat
    disini sengaja tanpa dituntun/diajari daya rangsang kreatifitas “murni” bagi si pembelajar akan tumbuh subur dan sebaiknya model belajar begini dilestarikan terus….

    tak harus di-ada-2kan, identik dengan berbayar
    nilai kegiatannya rendah, walau dinamakan ajang
    gali kreatifitas atau apapun… [disengaja] ; hal sering terjadi…[pada oemoemnya]

    perbedaan diatas dengan dibawah, merujuk pada perbedaan antara [kali] : kesungguhan [totalitas spirit] x professional, kecerdasan x kepandaian,
    kualitas x kuantitas, hand made x machine, performa proses emosi-empati sosial ditularkan oleh para guru menjangkiti anak peserta didiknya

    boleh jadi pendidikan model begini,
    ilmunya membawa barokah,
    pendidikan berkarakter,mebawa perubahan sikap

    terus lestarikan model pendidikan SD bhinneka ini, sesampai di republik tercinta kelak ya mbak….
    jangan biarkan pendidikan di sini di porak poranda
    kan sebatas dinilai paramater-2 baku nan kaku, & ajang media perdagangan sgala macam wahana bisnis … smakin jauh dari nilai-nilai ruh pendidik luhur spt. dicita-citakan Ki Hajar Dewantoro….

Tinggalkan komentar