murniramli

Pohon tanpa daun

In Islamologi, Renungan on Februari 24, 2007 at 12:27 pm

 

p1130139.JPG

Saya suka sekali melihat pohon tanpa daun.  Dari balik jendela besar ruang belajar saya di kampus setiap sore pemandangan pohon tanpa daun begitu indah dengan dilatari warna langit yang demikian biru.

Tadi pagi pun, saat berangkat bekerja pagi hari, saya begitu terpesona dengan pohon tanpa daun ketika sang surya hendak muncul di muka bumi.  Indah sekali, ranting-rantingya yang hitam dengan warna latar merah semburat kuning.

Saya bahkan pernah terpaku di tepi jembatan, karena melihat bayangan pohon tanpa daun di sungai.  Suka sekali dengan refleksi yang terbentuk di air. Saya juga punya kebiasaan sesudah sholat subuh, menunggu matahari muncul, memotretnya berkali-kali, dan kalau  bisa dengan pemandangan pohon tanpa daun.

Di musim gugur, pohon-pohon di Jepang menampakkan pemandangan yang begitu mempesona, momiji yang memerah, pohon yang menguning, lalu perlahan gugur dan menjadi kering tanpa daun saat musim dingin.  Banyak orang yang tidak suka dengan suasana ini. Kesannya menyedihkan….(T_T)

 p1130212.JPGp1160475.JPGp1160590.JPG

 

Tapi saya suka pohon tanpa daun.

Ibaratnya manusia, pohon tanpa daun bagaikan orang yang tidak punya kelebihan apa-apa selain indera dan tubuh standar yang dimiliki semua orang.  Seakan tiada guna dan tiada dapat mendatangkan manfaat.  Dia tidak bisa menaungi tatkala hujan, tak bisa menyediakan O2 dan menyedot CO2, tidak menyehatkan mata, karena katanya warna hijau daun menyehatkan mata.

Banyak orang yang merasa tidak punya kelebihan apa-apa, dan selalu minder ketika bertemu dengan orang yang lebih dengannya.  Banyak orang yang merasa Allah tidak adil ketika menciptanya.  Tak sedikit pula yang mengubah wajahnya dengan operasi plastik demi sebuah kecantikan.  Saya pernah dengar cerita dari teman Korea, bahwa di Korea Selatan sekarang, operasi wajah menjadi sebuah kecanduan baru.

Jika dilahirkan kembali, seperti apakah anda yang anda inginkan ?  Banyak yang ingin lahir menjadi artis, orang beken, orang cantik/tampan, orang kaya, orang pintar.  Saya ingin dilahirkan kembali seperti saya sekarang ini, kalau boleh usul saja kepada Allah supaya saya tidak mempunyai dosa sejak lahir hingga wafat (emangnya malaikat….!!).

Entahlah…sepertinya sulit menjadi orang yang bersyukur !

Pohon tanpa daun itu indah sekali….

Manusia yang sesederhana apapun dia, semiskin apapun dia, sebodoh apapun dia, tetap saja memiliki pesona, seperti halnya pohon tanpa daun itu.  Allah memang adil dalam memberikan manfaat kepada makhluk-Nya.  Dia memang adil memberikan suatu nilai lebih kepada ciptaan-Nya.

Pohon tanpa daun perlahan mulai menghijau sekarang.  Pohon-pohon plum dan cherry mulai berbunga walaupun daunnya tak tumbuh.  Sebentar lagi pohon tanpa daun akan lenyap.

  1. Saya suka daun tanpa pohon … :), maunya sih vegetarian … tapi ga tahan aroma tong seng ha ha …

    Pak Dedi…ga usah maksa jadi vegetarian..wong sdh diciptakan kambing, sapi, ayam, dll u
    dilahap…ya dilahap saja semua yg halal. Yg penting ga kelaperan n ga kekenyangan.
    tong seng….wuaduh mabok krn baunya (>_

  2. Padahal saya juga melihat pemandangan alam yang sama seperti Bu Murni. Pohon tanpa daun, yang sehari-hari saya lihat di negeri Belanda saat ini. Tapi, kenapa saya tak bisa mengambil pelajaran darinya ya? Terimakasih ya Bu Murni, tulisannya sudah mengingatkan saya untuk bersyukur.

    Alhamdulillah….

  3. Bu Mur, kalau ada kesempatan, coba perhatikan pohon tanpa daun yang baru disiram salju lebat sore hari , masih dalam cuaca mendung, dan suasana sekitar yang tenang, hanya sesekali terdengar suara mobil lewat.
    Itu adalah suasana plus pemandangan favorit saya selama di Jepang.

  4. thanks 4 sharing this beautiful writing ^_^

Tinggalkan komentar