murniramli

SMK Meinan : Industri mengincar lulusannya

In Administrasi Pendidikan, Dinas Pendidikan Jepang, Manajemen Sekolah, Serba-Serbi Jepang, SMA di Jepang, SMK Jepang on Februari 11, 2009 at 11:13 am

Berbicara tentang Pendidikan Kejuruan di Jepang harus dimulai ceritanya sejak pasca PD II. Sebagaimana di Indonesia, pendidikan kejuruan saat masa perang tidak saja diberikan di tingkat sekolah menengah, tetapi sudah dimulai dari SD. Mata pelajaran sanggyou (bekerja di industri) adalah sebuah jalan untuk memberikan keterampilan yang memadai kepada siswa-siswa tentang praktek industri sebenarnya. Kegiatan ini kemudian mulai dihapuskan dan pendidikan kejuruan semuanya dilakukan di sekolah dengan melengkapi fasilitas sekolah terutama sekolah kejuruan dengan mesin-mesin dan alat-alat sebagaimana di industri.

Apabila kita perhatikan esensi pendidikan di Jepang adalah pendidikan yang mengarah kepada kehidupan nyata. Barangkali sedikit berbeda dengan Barat yang mengutamakan pengembangan keilmuan dan teori. Banyak ilmu di Jepang lahir dari praktek dan kesulitan yang dihadapi di lapangan. Kemampuan untuk menjaga tradisi/budaya kerja, ketinggian mutu sebuah produk, dan kedisiplinan dalam bekerja adalah prinsip yang ditanamkan tidak saja di sekolah umum tetapi di sekolah kejuruan sekalipun.

Seperti yang saya saksikan saat menemani para bapak kepsek berkunjung ke SMK Meinan. Siswa-siswa dididik dengan peralatan yang sudah berumur 40-50 tahun untuk mempelajari basic/ilmu dasar tentang elektrik, las, dan kerja robot. Tentu saja sekolah ini juga tidak lupa memperkenalkan siswa dengan mesin-mesin terbaru yang dipakai di industri saat ini.

Tetapi apalah artinya sebuah mesin modern, jika siswa tidak memahami ilmu dasarnya. Demikian kesan yang saya tangkap dari penjelasan beberapa guru yang merupakan pakar di bidangnya. Keahlian mereka tidak diragukan sebab untuk menjadi guru SMK di Jepang, selain sertifikat umum sebagaimana guru yang lainnya, mereka juga diharuskan mengantongi sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang.

Karena sudah menguasai ilmu dasar dan prinsip penggunaan alat yang sebenarnya mirip dengan mesin dan alat di industri, maka lulusan SMK di Jepang tidak perlu ditraining secara khusus saat mulai bekerja di industri. Mereka hanya perlu mendapatkan pengarahan khusus tentang prinsip kerja perusahaan yang umum dilakukan di industri manapun di Jepang.

Di papan pengumuman SMK Meinan terdaftar sekitar 1200 lebih perusahaan yang menawarkan diri untuk menampung lulusannya. Sekitar 74% lulusannya langsung bekerja di industri sekitar SMK Meinan dan beberapa kota di Aichi. 24% lulusannya melanjutkan ke PT, dan 2 % sisanya menunggu masa bekerja atau usaha pribadi.

SMK Meinan membuka jurusan Permesinan, Listrik, IT,dan Kimia Industri. Keempat jurusan ini adalah bidang-bidang yang sangat dibutuhkan di Aichi yang merupakan provinsi dengan industri Toyotanya dan beberapa industri yang terkait dengannya.

Kami menyaksikan sebuah kursi roda yang sangat efektif dan mudah digunakan yang dibuat oleh seorang guru. Sayang saya tak membawa kamera, tetapi saya sempat mencoba kursi roda ini dan difoto oleh beberapa kepsek. Kursi roda ini telah dipasarkan dan merupakan benda berharga bagi orang tua yang semakin banyak jumlahnya di Jepang.

Siswa-siswa SMK Meinan juga berlomba menciptakan mobil balap baru yang dipertandingkan antar SMK se-Jepang. Kompetisi-kompetisi semacam ini berlangsung setiap tahun untuk menguji keahlian siswa SMK berdasarkan jurusannya. Misalnya SMK Meinan memenangkan perlombaan dalam bidang Kimia Industri, menganalisa kandungan air dan beberapa uji kimiawi lainnya.

Selain harus mendapatkan sertifikat lulusan SMK, siswa-siswa SMK Meinan juga harus mengikuti beberapa ujian untuk mendapatkan sertifikat keahlian, misalnya sertifikat tentang penggunaan bahan berbahaya, sertifikat tenga Quality Control, dll. Masing-masing ujian keahlian tersebut dilaksanakan dalam level yang berbeda-beda seperti halnya tes Bahasa Jepang misalnya, ada level 1, 2, 3, dan 4.

Kurikulum dibagi menjadi dua yaitu Mata Pelajaran Umum dan Mapel Kejuruan. Mata Pelajaran Umum misalnya untuk kelas 1 adalah sbb:
1. Bahasa Jepang (2),
2. Geografi (2),
3. Matematika 1 (3),
4. IPA terpadu (2)
5. Olahraga (2),
6. pendidikan jasmani (1),
7. Kesenian (Art) (2)
8. Bahasa Asing (Bhs Inggris) : Conversation (2)
9. Keterampilan (2)

Menarik untuk dipikirkan pengembangannya di Indonesia adalah  SMK Meinan membuka beberapa course untuk masing-masing jurusan, yaitu misalnya di jurusan permesinan ada 3 course : Course untuk melanjutkan ke Peguruan Tinggi, Course untuk menekuni Keterampilan Mesin, dan Course Mechatronics (Mechanical and electronics Engineering). Dua course yang terakhir adalah course untuk mereka yang setelah lulus ingin langsung bekerja.

Siswa yang memilih course melanjutkan ke PT mendapatkan mata pelajaran untuk mengikuti ujian masuk PTN lebih banyak dibandingkan siswa-siswa yang memilih langsung bekerja. Karena pada kenyataannya ada 24% siswa yang meneruskan ke PT, maka SMK memang harus menyiapkan dan memenuhi keinginan siswa-siswa tersebut.

Pemilihan course tersebut dilakukan sejak kelas 2 awal. Di kelas 1 siswa-siswa diberi jam konsultasi khusus tentang minatnya ke depan.

Ada sebuah lagi pemandangan yang menarik yang mungkin belum diterapkan di SMK di Indonesia. Guru pembimbing untuk sebuah kegiatan praktikum biasanya 2 orang. Seorang guru menjadi guru utama yang menjelaskan teori sebelum praktek, dan seorang lagi sebagai asisten yang akan membantu siswa saat kegiatan praktek. Setelah kegiatan praktek, semua siswa harus membersihkan sendiri peralatan yang dipakainya, menaruhnya di kotak-kotak alat yang sudah ditentukan. Bersih tidaknya hasil kerja mereka merupakan persyaratan untuk dinyatakan telah menyempurnakan praktikum. Tetapi sekalipun seorang siswa telah membereskan pekerjaannya, dia tak dapat meninggalkan ruangan secara perorangan. Meninggalkan ruang praktek dilakukan secara bersama-sama, dan yang paling penting setelah siswa-siswa meninggalkan kelas, guru bertugas untuk mengecek kembali mesin-mesin dan alat-alat yang dipergunakan siswa apakah telah dikembalikan ke posisi semula.

Terakhir pada saat menjelang pulang semua siswa memegang alat kebersihan dan mulai mengepel lorong-lorong sekolah. Berkebalikan dengan di Indonesia yang petugas bersih-bersih kelas (piket kelas) bekerja pada sebelum jam pertama dimulai, di Jepang kegiatan bersih-bersih sekolah (bukan kelas saja) dilakukan oleh siswa dan guru pada akhir jam sekolah, sebelum pulang.

  1. […] Tulisan asli dari artikel ini dan artikel-artikel menarik lainnya tentang dunia pendidikan, dapat juga diakses melalui: SMK Meinan : Industri mengincar lulusannya […]

  2. sungguh benar-benar kerangka berpemikiran dan bersikap dan berperilaku jeli+cerdas+cerdik 3 kaki! dimulai dari hulu : [konsep+sikap mendidik] + [membentuk keterampilan memasar & menjual produk jasa] + [NILAI jual & tambah produk tinggi [itu etos alumni, buah proses]] = semua bermuara kepada SMK Meinan : profile sekolah jepang yang diincar 1200 perusahaan sebagai kebanggaan & keuntungan = membangun prestasi menuai prestise!
    Kesemuanya itu bisa diraih lewat pembelajaran+pengorbanan+ keajegan+kesetiaan 3 komponen belajar tiada henti: guru berkualitas + murid bersedia belajar keras + kurikulum mengikuti arah perkembangan industri = “bersama kita bisa” hehehe… kaya’ [slogan salah satu parpol neh]

    sayank kondisi & nilai itu kesulitan disemaikan disini. Knapa, karena [rata-rata kebanyakan itu] :
    – baru sekadar bisa membikin, gak pandai/sulit menjual![lebih
    cilaka lagi berorientasi bikin, jualnya diserahkan pihak lain/
    tergantung nasib si anak, dilepas bebas, kagak ada beban moral!
    – berorientasi identifikasi domain terpisah/putus, antara :
    pola keinginan/kehendak dunia akademi – pola kebutuhan industri
    = penganggur intelektual membengkak!
    – knapa hal demikian itu bisa terjadi dan berkelanjutan kaya
    lingkaran setan, tanpa pemutus ujung & pangkalnya? jawabnya
    karena….
    – ego sektoral + orientasi visi dan misi keliwat jauh/tinggi,
    sulit dijangkau/dipertemukan antara kebutuhan & keinginan
    pelbagai pihak = korban disharmoni –>pihak anak didik dan
    orang tua, selaku investor gagal, karena menyerahkan sepenuhnya
    pengelolaan dividen pada pihak ketiga, tanpa menebar & membagi
    risiko [pialang radha gegabah,& kebal hukum, karena terlindungi
    oleh sistem diberlakukan selama ini.
    – mungkin sudah ada saatnya dibuat alternatif sistem berbeda,
    dari yang selama ini ada, oleh sekelompok orang punya
    perhatian+visi+misi sama atas problematika mengerikan “seolah”
    tak bisa diakhiri ini cenderung menyalahkan dan menyeerahkan
    sudah suratan takdir keadaan+sutiasi+nasib.

    – Semoga tulisan Mbak Murni diatas “SMK Meinan : Profile sekolah
    jepang diincar 1200 perusahaan, beralih menjadi “SMK Mesisan :
    Profile sekolah indonesia diincar 1200 perusahaan”. seubahnya
    impian di saat 1/3 malam di ijabahi oleh-NYA lewat kombinasi
    ramuan para ahli+praktisi+orang super nekat+siswa pembelajar
    … mampu menginspirasi dan mewujudkannya di bumi nusantara ini.

    – semoga kehadirannya tak mengusik kelompok besar,
    semoga kebesaranya tak mematikan kelompok besar,
    semoga kelak terjadi seleksi alami dan menyadarkan pola
    berfikir selama ini terjadi, dunia selalu berubah/dinamis,
    bukan tetap/statis.
    memang tak ada keabadian selama di bumi, melainkan jika kita
    sudah hijrah semua ke alam akhirat.

    – kucinge selalu berharap hal itu terjadi dan menjadi lebih baik
    lagi.

  3. Assalamualaikum…

    Belum hilang salut saya..muncul lagi salut baru… artikel ini..yang sedikit saya rubah judulnya: SMK Meinan : Profile sekolah Jepang yang diincar 1200 perusahaan .. telah di baca lebih 437 orang sejak diposting di indosdm.com ..semoga amal jariah Mbak murni selalu bertambah dengan informasi bermutu yang sudah di sharing ke komunitas Indosdm, amin.

    Wassalam

    Avis

    murni : alhamdulillah,
    matur nuwun, Mas Avis

  4. salam kenal, sy sdh jadi guru smk 20 th, ada yg belum benar di smk kita, yakni pengambil kebijaksanaan mengkesampingkan pengguna smk. Dan juga banyak teman kep. seklh. yg tidak berani mengambil, terobosan, padahal banyak perusahaan yg ingin itu terjadi. tq. mbak murni

  5. hem….saya sering kagum dengan tulisan mbak murni….

    Kalau praktikum dengan guru dan asisten, disini adanya di lab universitas, tapi yang bersih2 bukan mahasiswa, tapi si asisten dosen/laborannya….

    Bagus banget ya, kalo bersih2 dilakukan usai pelajaran. besoknya nyantai…

Tinggalkan komentar