murniramli

SMA Chikuma, Matsumoto- Sekolah untuk orang yang bekerja

In Manajemen Sekolah, Pendidikan Jepang, Serba-Serbi Jepang on Februari 2, 2007 at 11:34 am

Tulisan ini masih merupakan cerita tentang rangkaian kunjungan peserta Teacher Training Nagoya University ke Nagano prefektur. Hari pertama kunjungan kami ke beberapa sekolah di Nagano prefekture sangat berkesan bagi saya pribadi sebab kami mengunjungi sebuah sekolah yang tidak lazim sistemnya, bahkan sekolah seperti ini bisa dihitung dengan jari jumlahnya di Jepang.

Pernahkah anda membayangkan murid anda di bangku SMA berumur 26 tahun ?

Rata-rata murid SMA berumur 15/16 hingga 17/18 tahun, tetapi murid di SMA Chikuma, Matsumoto ada yang berumur 26 tahun. Sekolah ini sangat khas dengan murid-muridnya yang juga khas.

Sore hari sekitar jam 4, kami tiba di gerbang SMA Chikuma, setalah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam dari Nagoya. Seorang guru yang sudah sangat saya kenal, Miyamoto Sensei menyambut kedatangan kami di pintu masuk sekolah. Miyamoto sensei saya kenal melalui forum-forum symposium yang selama ini sering saya ikuti. Saya tidak menyangka beliau mengajar di Chikuma. Dugaan saya sebelumnya beliau mengajar di SMA Tatsuno. Terakhir saya bertemu dengan beliau di Symposium SMA di Kobe beberapa hari sebelum saya berangkat ke Nagano.

Selain Miyamoto sensei, turut menyambut kami wakil kepala sekolah, Obinata Sensei. Kami diantar ke ruang kepala sekolah, Pak Tadato Mitsui dan beliau menyampaikan sambutan `selamat datang`, lalu saya diminta menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Karena beliau menggunakan bahasa Jepang `level tinggi`, bahasa formalnya para pejabat, saya agak sulit menangkap maknanya. Level bahasa Jepang saya memang masih cekak, tapi dengan dipaksa menjadi penterjemah seperti ini, saya pikir level saya akan sedikit meningkat (^_~)

Setelah bertemu kepala sekolah kami diajak ke sebuah ruangan yang sudah dipenuhi oleh para guru. Saya agak terkejut dengan sambutan formal seperti ini. Ternyata kunjungan kami sudah dipersiapkan dengan matang oleh pihak sekolah. Selanjutnya penjelasan tentang sekolah dilakukan oleh para guru, namun agak tergesa-gesa karena mereka harus mulai mengajar tepat jam 5.30 sore.

SMA Chikuma yang didirikan pada tahun 1970, adalah satu-satunya SMA di wilayah Nagano yang menawarkan beragam course :

1. Full Time Course : siswa harus mendapatkan 80 kredit dan belajar dalam waktu 3 tahun. Kelas 1 harus mengikuti mata pelajaran wajib, sedangkan kelas 2 dan kelas 3 dapat memilih masing-masing 4 dan 14 kredit mata pelajaran pilihan. Siswa bebas menentukan mata pelajaran apa yang diinginkannya, sesuai dengan rencana karir masa depannya.

2. Daytime part time course : untuk lulus siswa harus mengumpulkan 74 kredit. Dalam mengumpulkan kredit tersebut siswa dapat menempuhnya selama 4 tahun hingga maksimal 6 tahun. Mata pelajaran yang ditawarkan adalah mata pelajaran pilihan, dan sistemnya menyerupai pola belajar di universitas, yaitu mahasiswa menentukan sendiri mata pelajaran setiap semesternya.

3. Evening part time course : course ini diperuntukkan bagi mereka yang bekerja di siang hari, tapi ingin tetap belajar atau menamatkan bangku SMA-nya. Masa pendidikan selama 3 atau 4 tahun dengan mengumpulkan 74 kredit.

4. Correspondence Course : Materi belajar sama dengan sistem full time dan part time, tetapi course ini menawarkan model belajar yang khas, yaitu siswa tidak perlu menghadiri kelassetiap hari tetapi harus datang ke sekolah selama 3 kali sebulan. Siswa mengerjakan tugas, membuat laporan di rumah, berdasarkan buku panduan, dan selanjutnya harus mengikuti ujian setiap semester. Kredit yang harus dikumpulkan sebanyak 74 kredit, yang dapat merupakan akumulasi kredit yang didapatnya dari sekolah (SMA) yang lain. Laporan dan tugas dikirim melalui pos ke sekolah, kemudian guru akan memeriksanya, dan memberikan penilaian lalu mengirim balik laporan tersebut kepada siswa bersangkutan. Ketika datang ke sekolah sebanyak (3kali sebulan), siswa menghadiri kelas dan dapat bertanya kepada guru kelas tentang materi yang tidak dipahaminya. Course ini juga menawarkan kepada siswa yang hanya ingin hadir di kelas tanpa ada rencana untuk lulus sekolah (sekedar belajar).

Untuk mendaftar sebagai siswa di SMA ini, calon siswa harus menempuh ujian tulis, mensubmit dokumen dan interview. Jumlah siswa saat ini sekitar 95 orang dengan range umur 15 th hingga 30 th.

Hari itu kami diberi kesempatan mendatangi kelas Evening part time course (yakan-夜間 コース). Jadwal belajar adalah sebagai berikut :

5.30 kelas mulai

5.30-5.45 quiz dan bahas PR

5.45-6.25 pelajaran I

6.25-6.45 makan malam

6.50-7.30 pelajaran ke-2

7.35-8.15 pelajaran ke-3

8.20-9.00 pelajaran ke-4

Hari Selasa dan Kamis club activities hingga jam 9.40

9.40 sekolah usai

Siswa yakan course adalah orang yang bekerja di pagi hingga sore hari, kemudian menyempatkan belajar di malam hari. Kami menikmati makan malam bersama di sekolah dengan menu roti berisi sayuran, sop ayam hangat susu segar dan yoghurt blueberry. Karena saya tidak bisa makan sop ayam, maka saya mendapat jatah roti 2 buah, susu 2 botol dan yoghurt 2 buah. Satu buah roti saja sudah sangat mengenyangkan, jadi terpaksa dibekel pulang (^_^). Yang berkesan sekali tidak hanya siswa yang makan di ruang makan yang cukup luas itu, tetapi semua guru bahkan kepala sekolah pun menikmati makan malam bersama dengan menu yang sama.

Saya merasakan kehangatan hubungan antar guru, juga antar kepala sekolah, wakil kepala sekolah dengan bawahannya, antara guru dan murid, antara juru masak, murid, dan para staf malam itu. Barangkali karena siswa yang bersekolah di SMA ini adalah siswa yang juga memerlukan kehangatan keluarga seperti ini. Sebagian siswa adalah anak-anak yang tidak mau datang ke sekolah normal karena tekanan belajar atau karena mengalami pelecehan. Di sini mereka belajar karena kemauannya sendiri dan tidak tertekan.

Tenaga pengajar di sekolah ini pun dibagi per course. Bagi pengajar full time course mereka mulai bekerja dari pagi hingga siang hari, sebagaimana sekolah normal di Jepang. Pengajar Day time course mengajar dari jam 13.00 hingga jam 17.00, pengajar evening course bekerja dari jam 17.30 hingga jam 21.40.

Sehabis makan malam, sebagian guru beserta kepala sekolah dan wakilnya berkumpul di ruang rapat untuk menjawab beberapa pertanyaan yang kami ajukan berkaitan dengan sistem di sekolah ini. Diskusi yang cukup hangat ini terpaksa dihentikan karena para guru harus segera mengajar.

Sebuah kunjungan yang mengesankan sekali, bertemu dengan guru-guru yang berdedikasi tinggi, tetap bersemangat mengajar walaupun jumlah siswa yang diajar hanya 5-7 orang per kelas, itupun dengan kondisi yang sudah capek bekerja di siang harinya.

Salut saya kepada para guru dan juga para siswanya…

Kami bagaikan tamu agung yang diantar pulang dengan bungkukan hormat dan lambaian tangan dari kepala sekolah, wakilnya dan guru-guru yang berusaha lari seusai mengajar, agar dapat mengucapkan selamat jalan kepada kami, termasuk Miyamoto sensei yang bersemangat sekali mendukung, ketika saya sampaikan niat mengadakan penelitian tentang kegiatan penelitian para guru di Nagano. Beliau berjanji mengirimkan majalah dan buku-buku terkait.

Saya harus membungkuk 90 derajat dan agak lama untuk ini semua….

hontouni o sewa ni narimashite, doumo arigatou gozaimashita.

  1. Patut dicontoh… kehangatan hubungan antar semua pihak yg ada disekolah itu.

  2. uniq sekali ya sekolah itu, bagus banget,nget,nget,nget, salut banget ya mbak sama sikap mereka, ternyata ,ereka juga punya tata krama yang sangat tinggi ya mbak? emang begitu ya disana? apa semua orang bersikap gt juga mbak?

  3. wah…… penasaran nih…. gmana murid kita nyaman kayak gitu yah?????

  4. […] ini saya menerima kiriman foto2 kunjungan kami di SMA Chikuma, Nagano, dari Miyamoto sensei.  Guru ramah yang begitu senang ketika saya katakan keinginan […]

  5. Mbak Murni apa kabar? Wah, saya jd tertarik menjadi guru di SMA itu ^^

Tinggalkan komentar